Punggungmu teriak
minta secangkir kopi
Aku hanya diam
dijilat lidah salju
Kakikaki tertekuk
Merapati badan dengan gelas wine panas
Matamata menatap terang yang sementara
Gelap segera memeluk
Tangantangan berlomba masuk saku
Tidak pernah ada antrian menuju kematian
minggu pagi kota hanya bisa tertawa…
Lirih